Jumat, 18 Januari 2013

PERILAKU KONSUMEN


CONSUMER INNOVATIVENNES

           Para pemasar seringkali berusaha untuk mempelajari perilaku dari para consumer innovators, yaitu mereka yang selalu menjadi yang pertama mencoba hal-hal yang baru baik barang, jasa, maupun kegiatan-kegiatan baru.
Beberapa karakteristik yang menentukan apakah konsumen seorang innovator atau bukan, anatara lain sebagai berikut ini.
a.       Tingkat keinovatifan
          Tingkat keinovatifan konsumen dapat diukur menggunkan instrument yang di bentuk oleh para peneliti, yang bersifat fleksibel dalam doamin kajiannya.
b.      Dogmatisme

     Dogmatisme merupakan karakteristik manusia yang mengukur kekakuan atau rigidity dan keterbukaan yang di tunjukkan konsumen terhadap informasi atau hal-hal baru yang kurang familiar atau yang tidak sesuai dengan sistem keyakinan mereka.


c.       Karakter sosial

      Karakter sosial merupakan karakteristik seseorang yang meliputi 2 titik ekstrem yaitu inner-directedness dan other-directedness. Istilah ini yang pertama berarti konsumen cenderung menggunakan nilai-nilai maupun keyakinan dalam dirinya sendiri dalam mengevaluasi produk, sedangkan other-directedness mencerminkan karakteristik konsumen yang lebih mempertimbangkan nilai-nilai atau petunjuk dari orang lain mengenai apa benar dan apa yang salah dalam mengevaluasi produk.

Contoh Kasus Consumer innovativennes
            Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode diskriptif dan studi kasus, pada industri pengolahan rotan PT. Fairco Agung Kencana pada bulan januari sampai dengan maret 2004. Data yang meliputi data primer dan sekunder. Teknik pengambilan contoh (responden) dilakukan secara sengaja. Data hasil penilaian responden terhadap indikator komponen teknologi dan indikator kemampuan teknologi diolah dengan analisis Gap, dengan melihat perbedaan dari kedua indikator tersebut. Sedangkan dalam menentukan alternatif strategi yang di lakukan di hitung dengan menggunaka PHA(Proses Hirarki Analitik).




CONSUMER COMPULSIVE CONSUMPTION

       Perilaku konsumsi yang kompulsif termasuk perilaku yang abnormal yang merupakan contoh ”sisi gelap konsumsi’’. Para konsumen yang kompulsif cenderung kecanduan; dalam beberapa hal, mereka tidak dapat mengendalikan diri dan tindakan mereka dapat berakibat merusak diri sendiri dan orang-orang di sekeliling mereka.

Contoh Kasus Consumer Compulsive consumption
       Contohnya pada jeansLevi’s 501 adalah dapat diandalkan dan kuat, sejati dan asli, orang amerika dan orang barat. Citra merek yang mirip kepribadian seperti mencerminkan visi konsumen mengenai intisari dari beragai merek produk konsumen yang kuat. Personifikasi merek yaitu berusaha untuk menuangkan kembali presepsi konsumen mengenai sifat-sifat produk atau jasa. Banyak konsumen yang menyatakan diri mereka mengenai produk atau merek menurut kepribadian yang mereka kenal.



CONSUMER ETHNOCENTRIM

       Konsumen dengan etnosentrisme tinggi akan cenderung memiliki perasaan bersalah apabila mengonsumsi produk dari luar negeri karena berakibat buruk buat perekonomian bangsanya sendiri. Etnosentrisme konsumen berasal dari konsep psikologis yang lebih umum dari etnosetrisme. Pada dasarnya, orang etnosentrisme cenderung memandang kelompok mereka sebagai superior dari orang lain. Dengan demikian, mereka memandang kelompok lain dari perspektif mereka sendiri, dan menolak orang-orang yang berbeda dan menerima orang-orang yang mirip.

Contoh Kasus Consumer Ethnocentrim
         Mudahnya ketika ada dua orang yang sedang makan siang yaitu dimas dan fajar dia makan siang dengan kecap, dimana orang indonesia khusus nya orang jawa itu suka kecap, beberapa teman kami memperhatikan kami dan mereka berkata, aneh. Dimas dan fajar terdiam, kesimpulan yang saya ambil yaitu tidak semua orang indonesia suka dengan kecap atau tepat tidak biasa dimakan pakai nasi.

SUMBER:



               http://www.scribd.com/doc/28601689/kepribdian-dalam-perilaku-konsumen

Tidak ada komentar:

Posting Komentar