CONSUMER INNOVATIVENNES
Para pemasar seringkali berusaha untuk mempelajari perilaku dari para consumer
innovators, yaitu mereka yang selalu menjadi yang pertama mencoba hal-hal yang
baru baik barang, jasa, maupun kegiatan-kegiatan baru.
Beberapa karakteristik yang menentukan
apakah konsumen seorang innovator atau bukan, anatara lain sebagai berikut ini.
a. Tingkat
keinovatifan
Tingkat keinovatifan konsumen dapat diukur menggunkan instrument yang di bentuk
oleh para peneliti, yang bersifat fleksibel dalam doamin kajiannya.
b. Dogmatisme
Dogmatisme
merupakan karakteristik manusia yang mengukur kekakuan atau rigidity dan
keterbukaan yang di tunjukkan konsumen terhadap informasi atau hal-hal baru
yang kurang familiar atau yang tidak sesuai dengan sistem keyakinan mereka.
c. Karakter
sosial
Karakter
sosial merupakan karakteristik seseorang yang meliputi 2 titik ekstrem yaitu
inner-directedness dan other-directedness. Istilah ini yang pertama berarti konsumen
cenderung menggunakan nilai-nilai maupun keyakinan dalam dirinya sendiri dalam
mengevaluasi produk, sedangkan other-directedness mencerminkan karakteristik
konsumen yang lebih mempertimbangkan nilai-nilai atau petunjuk dari orang lain
mengenai apa benar dan apa yang salah dalam mengevaluasi produk.
Contoh Kasus Consumer innovativennes
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode diskriptif dan studi kasus,
pada industri pengolahan rotan PT. Fairco Agung Kencana pada bulan januari
sampai dengan maret 2004. Data yang meliputi data primer dan sekunder. Teknik
pengambilan contoh (responden) dilakukan secara sengaja. Data hasil penilaian
responden terhadap indikator komponen teknologi dan indikator kemampuan
teknologi diolah dengan analisis Gap, dengan melihat perbedaan dari kedua
indikator tersebut. Sedangkan dalam menentukan alternatif strategi yang di
lakukan di hitung dengan menggunaka PHA(Proses Hirarki Analitik).
CONSUMER COMPULSIVE CONSUMPTION
Perilaku konsumsi yang kompulsif termasuk perilaku yang abnormal yang merupakan
contoh ”sisi gelap konsumsi’’. Para konsumen yang kompulsif cenderung
kecanduan; dalam beberapa hal, mereka tidak dapat mengendalikan diri dan
tindakan mereka dapat berakibat merusak diri sendiri dan orang-orang di
sekeliling mereka.
Contoh Kasus Consumer Compulsive
consumption
Contohnya pada jeansLevi’s 501 adalah dapat diandalkan dan kuat, sejati dan
asli, orang amerika dan orang barat. Citra merek yang mirip kepribadian seperti
mencerminkan visi konsumen mengenai intisari dari beragai merek produk konsumen
yang kuat. Personifikasi merek yaitu berusaha untuk menuangkan kembali presepsi
konsumen mengenai sifat-sifat produk atau jasa. Banyak konsumen yang menyatakan
diri mereka mengenai produk atau merek menurut kepribadian yang mereka kenal.
CONSUMER ETHNOCENTRIM
Konsumen dengan etnosentrisme tinggi akan cenderung memiliki perasaan bersalah
apabila mengonsumsi produk dari luar negeri karena berakibat buruk buat
perekonomian bangsanya sendiri. Etnosentrisme konsumen berasal dari konsep
psikologis yang lebih umum dari etnosetrisme. Pada dasarnya, orang
etnosentrisme cenderung memandang kelompok mereka sebagai superior dari orang
lain. Dengan demikian, mereka memandang kelompok lain dari perspektif mereka
sendiri, dan menolak orang-orang yang berbeda dan menerima orang-orang yang
mirip.
Contoh Kasus Consumer Ethnocentrim
Mudahnya ketika ada dua orang yang sedang makan siang yaitu dimas dan fajar dia
makan siang dengan kecap, dimana orang indonesia khusus nya orang jawa itu suka
kecap, beberapa teman kami memperhatikan kami dan mereka berkata, aneh. Dimas
dan fajar terdiam, kesimpulan yang saya ambil yaitu tidak semua orang indonesia
suka dengan kecap atau tepat tidak biasa dimakan pakai nasi.
SUMBER:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar